Sebenarnya ada banyak hal menarik di balik pembuatan novel Icylandar. Tp selama ini aku agak malas menuliskannya :p Tapi karena ada yg bertanya gimana sih cara membuat novel Icylandar, jadilah aq menguatkan niat untuk menulisnya di blog ku :))
Awal aq tertarik membuat cerita ttg elf adalah waktu SMA, sehabis nonton film LOTR. Dan aq langsung terpesona pada tokoh Legolas. Sayangnya Legolas hanya muncul kadang2. Dari situ aku bertekad, akan kubuat cerita yg tokohnya elf semua.
Sayangnya niat tinggallah niat. Dan sebuah novel jelas tidak akan terbentuk dengan hanya berbekal niat. Harus ada aksi!!
Akhirnya niat heroik itu baru terealisasi di tahun 2006. Mulailah aq membuat jalinan cerita di laptop tuaku. Dan.... jreng... jreng... 3 bulan kemudian naskah perdana novel elf ku pun jadi. Waktu itu kuberi judul THE ELF, bukan ICYLANDAR.
Ku print naskah setebal 500 halaman kertas HVS itu dan kubagikan ke teman-temanku. Beruntungnya aku karena punya temen2 yg ga sekedar memuji. Kalau mereka bilang bagus, berarti memang bagus. Kalau jelek, ya akan mereka kritik. Tp kritik mereka bukan ditujukan untuk menjatuhkan. Justru supaya aku lebih maju.
Setelah selesai diedit ulang, kuprint lagi novelku dan kujilid lakban. Tebelnya kira2 satu rim lah. Hahahaha.... waktu itu ga pernah terpikir olehku kalau para penerbit bakal enek liat naskah setebal satu rim :p
Tapi dengan berbekal keyakinan membara, kukirim naskahku ke beberapa penerbit besar. Hari demi hari kutunggu jawaban. Setiap saat kulihat hape ku, berharap ada yg telpon. Telpon pertama yg kuterima dari salah satu penerbit, langsung bertanya "Apakah ini novel terjemahan?". Dengan agak sebel kujawab "Ini asli karyaku. Sedikit pun aq ga nyontek karya luar". Orang yg nelpon bilang kalau novelku bagus, tp sayangnya mereka belum menerbitkan novel fantasi. Intinya.... aku ditolak.
Penerbit kedua tidak menelpon, hanya mengirim balik naskahku. Plus diberi surat. Surat yg sangat sopan, tetapi isinya "Kami Tidak Menerbitkan Naskah Fantasi Buatan Orang Indonesia".
Luar biasa. Aku ditolak bukan karena novelku jelek, tetapi karena aku dilahirkan sebagai orang Indonesia.
Penerbit ketiga, editornya sangat baik. Dia memberi masukan dan bilang kalau novelku sebenarnya bagus. Tapi sayangnya penerbitannya belum bisa menerbitkan novel fantasi dalam negri. Again... salahku karena dilahirkan di negara kesatuan RI.
Penerbit keempat, aku datang sendiri mengantar naskahku ke sana. Tp mereka bilang kalau mereka sudah tidak mau lagi menerbitkan novel fantasi. Mereka hanya mau nerbitin teenlit. Aku bahkan disuruh bikin teenlit aja. Lha.... aku ga bisa nulis teenlit. Aku sampai merengek-rengek supaya mereka mau membaca, mereka bergeming. Pokoknya mereka tidak mau nerbitin novel fantasi.
Penerbit yang lain.... tidak memberi jawaban....